الخطبة الأولى
ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر . ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر . ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر . ألله أكبر ولله الحمد . إن الحمد لله نحمده
ونستعينه ونستغفره . ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا . من يهد الله
فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له . أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده
ورسوله . أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم
وعلى آل سيدنا إبراهيم . وبارك على سيدنا
محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم فى
العالمين إنك حميد مجيد . أما بعد فأوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون . قال الله
تبارك وتعالى " إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ" وَقَالَ: "وَأَتِمُّوا
الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ للهِ"
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Pagi hari ini kita merayakan hari raya Idul Adha,
Idul Qurban atau Idun Nahri tahun 1435 H. Hari raya ini sangat terkait dengan
kondisi kita sebagai umat Islam yang diajarkan agar bersyukur kepada Allah Sang
Pencipta juga bersyukur kepada sesama manusia yang telah berjasa, sedikit atau
banyak, terutama kedua orang tua kita sebagaimana firman Allah:
أَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ
“Dan hendaklah kamu bersyukur
kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu” (QS Luqman:14)
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ
“Barang siapa tidak pernah bersyukur kepada manusia
maka tidak pernah bersyukur kepada Allah”(HR Turmudzi no:1955 Kitab al Birr
was shilah bab (35))
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Di antara manusia yang kita diajarkan agar
menghargai dan berterima kasih kepadanya adalah Nabiyullah Ibrahim as, yang
merupakan nenek moyang para nabi, alaihimussalam, termasuk nenek moyang
Baginda Nabi Muhammad Saw. Bentuk-bentuk penghargaan ini salah satunya adalah
adanya syariat menyembelih hewan kurban yang akar sejarahnya adalah kerelaan
Nabi Ibrahim Khalilullah menyembelih anaknya sendiri semata menuruti perintah
Allah, yang ternyata perintah itu tidak lain hanyalah ujian kekuatan iman.
Sementara bagi kita, syariat berkurban juga sangat terkait dengan sekian banyak
nikmat Allah yang tercurah.
Kepada Rasulullah Saw Muhammad Saw, Allah
berfirman:
إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.
"Sesungguhnya Kami telah memberikan al
Kautsar kepadamu, maka shalat dan berkurbanlah kamu."QS Al Kautsar:1-2.
Selain bermakna telaga di surga, ada sekian macam
makna al Kautsar, yang di antaranya adalah bermakna banyak. Ia,
sungguh Allah telah memberikan banyak sekali nikmat kepada Rasulullah Saw;
secara fisik beliau manusia yang manusia paling tampan melebihi ketampanan Nabi
Yusuf as, beliau paling kuat karena diberikan kekuatan sama dengan 40 orang,
beliau seorang yang kaya raya, paling luas ilmunya, paling bertaqwa, paling banyak
anak keturunannya, dan yang terbesar adalah menjadikan Rasulullah Saw sebagai
manusia yang paling dicintai dan seorang utusan yang paling utama.
Karena anugerah-anugerah inilah kemudian Allah
memerintahkan Rasulullah Saw agar melakukan dua hal:
Pertama: “Maka shalatlah karena Tuhanmu”
Perintah Allah ini dengan sempurna bisa
dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. Beliau
senantiasa menjalankan shalat lima waktu di masjid bersama para sahabat kecuali
jika ada udzur sakit atau sedang bepergian. Beliau juga sangat suka menjalankan
shalat-shalat sunnah. Shalat bagi beliau adalah penyejuk hati sehingga setiap
kali ada masalah maka beliau bersegera menjalankan shalat. Dikisahkan bahwa
kaki beliau bengkak karena saking lamanya berdiri dalam shalat. Ketika ditanya
mengapa harus melakukan hal seperti ini, maka beliau menjawab:
أَفَلَا أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا
“Bukankah seharusnya aku menjadi
seorang hamba yang banyak bersyukur?!”
Artinya Rasulullah Saw adalah manusia yang paling
banyak beribadah kepada Allah. Meski demikian halnya, beliau tetap saja merasa
kurang dalam beribadah sehingga mengadu kepada Allah:
سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ , لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً
عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَي نَفْسِكَ
“(Ya Allah) Maha Suci Engkau,
kami tidak bisa menyembahMu dengan sebenar-benarnya pengabdian kepadaMu. Saya
tidak bisa menghitung pujian kepadaMu seperti Engkau memuji kepada diriMu
sendiri”
Kedua: Allah memerintahkan Rasulullah Saw: “dan berkurbanlah”
Maka Rasulullah Saw juga berkurban. Disebutkan
bahwa pada haji wada’, Rasulullah Saw berkurban hingga 63 ekor unta.
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Jika Rasulullah Saw telah mendapatkan anugerah
seperti di atas, maka demikian halnya dengan kita. Meski tidak sebanyak yang
diterima oleh Rasulullah Saw, tetap saja nikmat-nikmat Allah yang tercurah
kepada kita banyak sekali sehingga Allah menyatakan bahwa jika mencoba
menghitung nikmat-nikmatNya niscaya kita tidak akan mampu. Allah Tuhan Sang
Pencipta telah memberikan sekian banyak nikmat dan anugerah yang tidak
terhingga. Ke manapun melangkah, maka di sanalah kaki kita berpijak di bumi
Allah. Di manapun berada maka di sanalah kita berteduh di bawah langit Allah
azza wa jalla. Tak seteguk air atau sesuap makanan yang memasuki mulut dan
perut kita kecuali itu adalah curahan nikmat Allah. Dan yang terpenting,
lingkungan kita aman, tubuh kita sehat dan kita pun bisa menikmati makanan atau
minuman sesuai dengan selera. Kondisi seperti ini dalam standar Rasulullah Saw
adalah sebuah anugerah besar yang merupakan pilar-pilar utama kenikmatan
duniawi. Beliau bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ
قُوْتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
“Barang siapa dari kalian aman berada di rumahnya,
sehat tubuhnya dan di sisinya ada makanan untuk hari itu maka sungguh seakan
dunia dan seisinya diperolehkan kepadanya” (HR Turmudzi no:2346)
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Jika Rasulullah Saw diwajibkan oleh Allah supaya
shalat dan berkurban sebagai bentuk rasa syukur atau nikmat-nikmatNya, maka
demikian halnya pula dengan kita.
Kita wajib mendirikan shalat lima dengan ketentuan:
- Menjalankan shalat tepat waktu. Jangan sampai kita sengaja melewatkan shalat dari waktunya, karena Rasulullah Saw telah memberikan gambaran beratnya dosa dan siksaan seseorang yang dengan sengaja meninggalkan shalat wajib, meski hanya sekali. Beliau bersabda:
مَنْ فَاتَتْهُ الْعَصْرُ فَكَأَنَّمَا وُتِرَ مَالَهُ وَأَهْلَهُ
“Barang siapa
melewatkan shalat ashar dengan sengaja maka sungguh ia seakan kehilangan
keluarga dan harta bendanya” (HR Muslim no:626)
- Menyepurnakan syarat, rukun dan adab-adab shalat. Dan khusus bagi kaum lelaki, maka menjalankan shalat lima waktu di masjid secara berjamaah, karena shalat berjamaah sangat berguna membantu kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Di dunia, seseorang yang membiasakan shalat berjamaah di masjid, akan mendapatkan kesehatan, keluasan rizki, ketentraman hidup serta meraih derajat tinggi dalam komunitasnya. Sedang di akhirat, in syaa Allah akan diselamatkan dari api neraka serta ditinggikan derajatnya di surga.
Keuntungan
shalat berjamaah di masjid tersebut, karena dengan membiasakan diri shalat lima
waktu di masjid, seseorang benar-benar membuktikan diri sebagai pemilik hati
yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Rasulullah Saw bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ
بِالْإِيْمَانِ
“Jika kamu
melihat seseorang membiasakan dirinya akrab dengan masjid maka saksikanlah oleh
kalian bahwa orang tersebut benar-benar memiliki keimanan” (HR Turmudzi. Kitab
al Iman Bab Maa Jaa’a fi Hurmatis shalat)
Ma’asyirol Muslimin,Hafizhakumullah
Selanjutnya pada hari raya Idul Adha seperti saat
ini, bagi orang yang mampu, maka menurut imam Abu Hanifah hukumnya wajib untuk
menyembelih hewan kurban. Terlepas bagi yang mampu atau kurang mampu, semua
umat islam sangat dianjurkan agar menyisihkan sebagian pendapatan untuk membeli
hewan kurban, karena selain bisa menyenangkan orang lain dan menciptakan
keharmonisan dalam masyarakat, ibadah ini juga memiliki manfaat sangat luar biasa
bagi pribadi yang berkurban.
Pertama: sebagai ibadah yang paling dicintai oleh
Allah. Rasulullah Saw bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ
إِهْرَاقِ الدَّمِ ...
“Anak Adam tidak melakukan amal pada hari korban
lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah (Hewan kurban)..."
(HR Turmudzi/1526).
Kedua: Memiliki pahala yang tidak terhitung
sebagaimana Rasulullah Saw mengabarkan:
لِصَاحِبِهَا بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةٌ
“Bagi pemilik hewan kurban ada satu nilai kebaikan sebagai pahala
sehelai bulu hewan kurbannya”(HR Turmudzi)
Ketiga: Sebagai tameng neraka bagi orang yang berkurban. Rasulullah Saw
bersabda:
مَنْ ضَحَّي طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ مُحْتَسِبًا لِأُضْحِيَّتِهِ كَانَتْ
لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ
“Barang siapa berkurban dengan hati yang lega dan tulus mencari pahala
Allah bagi kurbannya, maka kurban itu akan menjadi benteng neraka baginya” (HR Thabarani. Lihat al Matjar
ar rabih hadits no:888)
Selain menyembelih hewan kurban pada hari raya idul
adha, perintah berkurban juga memiliki makna agar dalam kehidupan ini
kita juga berusaha mendapatkan pahala dari Allah dengan cara berbuat baik
kepada sesama makhluk Allah. Tidak terbatas berbuat baik kepada sesama manusia,
bahkan kepada hewan pun kita diperintahkan untuk berbuat baik. Kisah seorang
pelacur yang mendapatkan ampunan Allah karena belas kasihnya berusaha memberi
minum anjing yang kehausan, dan sebaliknya seorang wanita beriman yang masuk
neraka karena menyiksa kucing. Dua kisah ini memberikan semangat bagi kita
untuk terus berusaha berkurban dengan ilmu, harta, jabatan, waktu, tenaga, dan
dan segala yang kita miliki untuk memberikan kesenangan kepada sesama dan
sebisa mungkin untuk tidak menyengsarakan atau menyakiti orang lain.
AllahuAkbar3xWalillahilHamd
Ma’asyirol Muslimin, Hafizhakumullah
Akhirnya semoga kita senatiasa
mendapatkan pertolongan Allah agar bisa menjadi termasuk para hambaNya yang
setia, pandai bersyukur dan bisa menjalankan semua perintah secara baik,
sempurna dan ikhlash karena Allah. Semoga semua nikmat-nikmat Allah yang jelas
maupun yang samar bisa kita gunakan sebaik-baiknya untuk beribadah mengabdi dan
mendekat kepadaNya. Jika hal ini tidak kita lakukan, maka sangat mungkin,
keamanan akan dirubah Allah menjadi kekacauan, kesehatan akan diusir oleh
penyakit dan kelancaran rizki akan berubah menjadi sulitnya mencari
penghidupan. Nauzdzu billah min dzalik. Imam Ibnu Atho’ilah dalam al Hikam memberikan
peringatan:
مَنْ لَمْ يُقْبِلْ عَلَى اللهِ بِمُلَاطَفَاتِ إِحْسَانِهِ قَيَّدَ إِلَيْهِ
بِسَلَاسِلِ امْتِحَانِهِ
Barang siapa yang tidak serius
menghadap kepada Allah dengan kelembutan-kelembutan kebaikanNya, nicaya Allah
akan mengikat dan menariknya menuju kepadaNya dengan rantai-rantai ujian dan
cobaan
ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد . بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِى
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنضفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ .
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا
وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ
اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ
خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى
يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرْ
0 komentar:
Posting Komentar